HAFLAH AKHIRUSSANAH PERDANA TEBUIRENG 3, SEDERHANA NAMUN TETAP MERIAH



Malam ini, (21 Mei 2016) Pesantren Tebuireng 3 untuk pertama kalinya mengadakan acara Haflatut Tasyakur, yaitu perayaan akhir tahun pesantren sebagai rasa syukur telah selesainya pengajian-pengajian di Pesantren selama satu tahun ini, tahun ajaran 2015-2016.
Acara haflah diselenggarakan dengan sangat sederhana, bertempat di Masjid Al-Barokah tanpa tambahan terop. Acara haflah ini dihadiri oleh segenap wali santri dan masyarakat sekitar Pesantren dengan penceramahnya bapak Kyai Hadi Suwito dari Teluk Kiambang, Inhil.
Rangkaian acara diawali dengan do’a bersama membaca Yasin & Tahlil pukul 18.45 ba’da maghrib sampai Isya’. Acara dilanjutkan ba’da Isya’ pukul 20.30 diawali dengan muhafadzoh (hafalan) nadzom kitab ‘Aqidatul ‘Awam. Tidak ketinggalan Hymne Tebuireng yang menjadi lagu wajib di Pesantren Tebuireng 3 ikut dalam rangkaian acara.
Sambutan pertama disampaikan oleh Ustadz Mansyur selaku Kepala Pesantren. Beliau menyampaikan terima kasih kepada semua tamu undangan khususnya wali santri atas kehadirannya, meluangkan waktu walaupun cuaca hujan deras tetap bersemangat menghadiri acara haflah tasyakur ini.
Beliau juga menjelaskan sedikit makna lagu Hymne Tebuireng yang dibacakan oleh santri.
“Kalau kita resapi betul-betul makna hymne Tebuireng, kita pasti akan menangis”. Tegas Beliau.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Bapak Mujianto dari Bukit Meranti, Inhu, mewakili sambutan wali santri. Dalam sambutannya, Beliau menyampaikan rasa terima kasih kepada semua guru-guru Pesantren.
“ Saya ucapkan ribuan terima kasih kepada para ustad semua yang telah menggodok anak-anak kami selama ini...”.
Di akhir sambutan, Beliau mengucapkan permintaan maaf kepada pengurus pesantren apabila anak-anak mereka ......
Acara selanjutnya adalah sambutan wakil pengasuh Tebuireng 3 yang disampaikan oleh bapak Yai Ahmad Daroini yang juga adalah sebagai Ketua yayasan Hajarunnajah. Beliau menegaskan pentingnya belajar. Beliau mengutip hadis:
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
“ barang siapa Allah kehendaki kebaikan baginya, maka niscaya Allah akan mengajarinya ilmu agama”.
Beliau juga menyampaiakan rasa keprihatinan kepada masyarakat zaman sekarang yang minat untuk memondokkan anaknya relative minim. Hal itu terbukti dengan realita yang ada dimana kalau di kalkulasi dari semua jumlah santri Tebuireng yang ada saat ini, yang berasal dari desa sini, Petalongan tidak ada 10%. Yang terakhir, Beliau mewasiatkan kepada ….
“ Kepada santri yang sudah kelas 3 MTs, sudah tamat dan ingin melanjutkan ke sekolah lain, saya sarankan carilah sekolah yang ada Pesantrennya. Saya khawatir pelajaran mereka (santri) yang selama ini diajarkan di Pesantren akan hilang apabila tidak dilanjutkan di Pesantren”. Tegasnya.
Acara inti yaitu mauidzoh hasanah disampaikan oleh bapak Kiai Hadi Suwito dari Teluk Kiambang, Inhil. Dalam ceramahnya Beliau memberikan motivasi dan dorongan kepada para santri agar tetap istiqomah dalam mondok, tidak pindah-pindah ke pondok lain sebelum tamat. Beliau menukil dalil plesetan
حب الانتقال علامة الكونيول
Kalor diartikan secara bebas artinya senang pindah-pindah pondok, tanda-tanda konyol (tidak berhasil).
Beliau juga memberi support kepada wali santri agar tidak eman-eman dalam membiayai anaknya momok.
“ Hartamu (orang tua) yang sesungguhnya bukan yang ada di ATM, bukan yang ada di lemari, bukan tanah, bukan kebun. Tapi hartamu yang abadi adalah yang telah kamu gunakan untuk membiayai anak untuk momok”. Tegas Beliau.
Acara diakhiri dengan do’a yang langsung dipimpin oleh Kyai Hadi Suwito.

Artikel ini dimuat ulang di web Tebuireng pusat. Baca di sini
TBI3/Emha.


0 Response to "HAFLAH AKHIRUSSANAH PERDANA TEBUIRENG 3, SEDERHANA NAMUN TETAP MERIAH"

Posting Komentar