KHATMIL QUR’AN: PERINGATAN ‘HARI VALENTIN’ ALA SANTRI TEBUIRENG 3

Hari ini, tanggal 14 Februari adalah hari dimana pada umumnya muda-mudi di seluruh dunia, khususnya negara-negara barat yang beragama Kristen memperingati Valentine Day, hari kasih sayang. Valentine Day adalah hari untuk memperingati kematian J. Valentine, seorang pastur yang mati dibunuh karena tidak bisa berpisah dengan kekasihnya setelah melakukan hubungan terlarang. Naudzubillah.

Kalau kita membaca sejarah Islam di Indonesia, 14 Februari juga adalah hari yang bersejarah bagi rakyat Indonesia, khususnya kalangan kaum Pesantren dan pengikut jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU). Kenapa demikian? Karena tercatat dalam sejarah, tokoh sentral pendiri NU sekaligus pendiri Pesantren Tebuireng Jombang, hadratussyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari lahir pada tanggal itu, Selasa Kliwon, 24 Dzul Qo’dah 1287 H, bertepatan dengan tanggal 14 Februari 1871 M .

Tidak diraguan lagi, peranan Beliau sangat penting sekali bagi perkembangan agama Islam di Indonesia. Beliau mendirikan Pesantren Tebuireng pada tahun 1899 M. dimana hampir sebagian besar pondok Pesantren di Jawa dan Sumatera lahir dari Tebuireng dan kyai-kyainya pernah nyantri kepada mbah Hasyim.
Selain itu, hadratussyaikh juga berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beliau mengajak para santrinya untuk berjuang melawan penjajah. Menurut Beliau, berjuang melawan penjajah hukumnya fardlu ‘ain, wajib bagi setiap orang muslim Indonesia. Pada tanggal 22 Oktober 1945 M, beliau mengeluarkan fatwa jihad yang isinya:
“Hukum membela negara dan melawan penjajah adalah fardlu ‘ain bagi setiap mukallaf yang berada dalam radius 88 KM. Perang melawan penjajah adalah jihad fi sabilillah. Oleh karena itu orang Islam yang mati dalam peperangan itu adalah syahid…”
Fatwa jihad ini kemudian dikenal dengan istilah Resolusi Jihad. Perjuangan hadratussyaikh dalam membela tanah air tercermin dalam film SANG KIAI, sebuah film perjuangan yang diproduksi oleh Rapi Films pada tahun 2013.

Oleh sebab itu, sebagi orang muslim Indonesia, kita tidak perlu ikut-ikutan untuk merayakan hari valentine. Karena disamping tidak ada manfaatnya untuk rakyat Indonesia, dikhawatirkan juga akan mengurangi nilai keimanan seorang muslim. Justru sebaliknya kita seharusnya memperingati 14 Februari sebagai hari ulang tahun Hadratussyaikh, dengan cara mengadakan acara do’a bersama, khatmil qur’an atau istighosah dilanjutkan dengan membaca-baca lagi sejarah beliau, baik melalui buku, video dokumenter maupun film.

Atas dasar itulah, untuk menghormati dan mengenang jasa hadratussyaikh, hari ini para Santri Tebuireng 3 Riau mengadakan acara do’a bersama dan khotmil Qur’an dilanjutkan malam nanti nonton bareng (nobar) video dokumenter sejarah hadratussyaikh M. Hasyim Asy’ari atau film Sang Kiai. Dengan diselenggarakannya acara tersebut, Pengurus Pesantren Tebuireng 3 mengharapkan para Santri bisa mengenal hadratussyaikh lebih dalam, meneladani sifat-sifat terpuji beliau, mengenang jasa-jasa beliau bagi perkembangan agama islam di Indonesia, dan peran penting beliau bagi kemerdekaan Indonesia.

Nobar film SANG KIAI akan dirangkai dengan lomba RESENSI FILM SANG KIAI. Seusai nonton film, para Santri diberi tugas untuk meresensi atau mengulas film tersebut. Panitia lomba sudah mempersiapkan hadiah kepada 3 peresensi terbaik berupa voucher belanja koptren (Koperasi Pesantren) Tebuireng 3 senilai total Rp. 250.000,00. Hadiah ini tidak bisa dicairkan dalam bentuk uang, melainkan harus dibelanjakan ke koptren untuk membeli kebutuhan sehari-hari santri senilai total hadiah tersebut.
Lomba ini bertujuan untuk merangsang kreatifitas santri agar pandai dan terampil menulis. Setidaknya mereka bisa meresensi buku yang dibaca atau film yang ditonton. Karena kita ketahui bahwa “disamping aktif mengajar, berdakwah, dan berjuang, hadratussyaikh sendiri juga adalah seorang penulis yang produktif. Beliau meluangkan waktu untuk menulis pada pagi hari, antara pukul 10.00 sampai menjelang dzuhur.”  Beliau menulis dalam bahasa Indonesia, jawa, dan arab. Diantara karya-karya beliau adalah kitab Adabul ‘Alim wal Mutaallim (adab bagi orang berilmu dan penuntut ilmu). Kitab ini menjadi mata pelajaran wajib madrasah diniyah Tebuireng 3 untuk kelas 2 dan 3 whustho.
*Emha Syarbini, pembantu di Tebuireng 3

0 Response to "KHATMIL QUR’AN: PERINGATAN ‘HARI VALENTIN’ ALA SANTRI TEBUIRENG 3"

Posting Komentar