DIKLATSAR BANSER PERDANA DI TEBUIRENG 3

Banser (Barisan Ansor Serbaguna) yang merupakan pasukan garda sebagai pasukan terakhir dari TNI/ POLRI. Banser juga disebut sebagai tentaranya NU yang menyebar ke seluruh Indonesia. Dalam kedudukannya, Banser dalam NU adalah sebagai kesatuan garda, sedangkan Ansor sebagai wadah, dan NU  diibaratkan sebagai bapak dari pada Banser tersebut.
Disini Banser sangat berperan penting dalam mempertahankan NKRI. Dalam Semboyan Banser, NKRI HARGA MATI  yang berarti tidak bisa ditawar sampai tetes darah penghabisan. “Apapun yang terjadi, Banser siap membela NKRI“. Ujar Bpk Cipto dan Bpk Pardiyanto sebagai Panitia Diklat SAR 1 Banser tersebut.
Meskipun Banser sendiri tercipta dari golongan NU, Banser tidak pernah membedakan ras, suku atau agama. Bahkan menurut keterangan bpk Selamet Riyadi yang merupakan SATKORWIL (satuan koordinasi wilayah), Banser pernah bersama-sama Polri dan TNI untuk menjaga gereja di Kota Purbalingga dari serangan bom yang mengakibatkan 1 anggota Banser tewas dalam kejadian ini. Dari kejadian ini, Banser bukan bermaksud untuk menjaga agama selain Islam, namun inilah Banser yang tidak membeda-bedakan dan menghargai sesama.
Banser sangat dekat dengan Tebuireng, karena pendiri Tebuireng, KH. Hasyim Asy’ari  merupakan sosok pendiri NU yang melahirkan Banser. Banser di seluruh Indonesia terbagi menjadi berbagai bagian tertentu seperti banser bencana: BAGANA, banser lalu lintas: BALANTAS, banser kebakaran: BALAKAR, dan lain-lain. Sedangkan tugas utama dari Banser sendiri adalah mengawal para kyai untuk pengajian juga sebagai pengaman NKRI. Pasukan Banser di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai  sekitar 28.000 anggota.
Dari sejarah Banser di atas, sangat jelas bahwa Tebuireng dan Banser memiliki ikatan tersendiri. Pada tanggal 14-16 April 2017, Diklat SAR BANSER 1 dilaksanakan di Tebuireng III dengan jumlah anggota Diklat sebanyak ±209 0rang. Diklat Banser ini diadakan untuk memberi materi dasar kepada pemuda-pemudi khususnya di sekitar INHU-INHIL. Materi ini bertujuan untuk melatih para peserta diklat untuk menjadi anggota Banser.
               Diklat ini diadakan selama 3 hari; 2 hari diisi dengan materi banser, sedangkan hari terakhir ditutup dengan Pengajian Akbar Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad bersama masyarakat desa Petalongan di masjid Al-Barakah Pesantren Tebuireng 3. Adapun materi-materi diklat meliputi: pembukaan, ke-NU-an,  ASWAJA, ke-Banser-an, ke-Anshor-an, wawasan kebangsaan, bela negara, leadership (kepemimpinan), seni militer, seni bela diri, outband, kebathinan khilafiah dan penutup.

Acara Diklat SAR BANSER ke-1 ini berjalan dengan lancar dan penuh khidmat. Peserta Diklat SAR Banser dididik menjadi manusia-manusia yang takwa kepada Allah SWT. dan menjadi manusia yang sabar, ikhlas, dan mandiri. Karena menurut keterangan panitia pelaksana, Banser tidak pernah meminta imbalan apapun. Subhanallah ...
Semoga Diklat SAR Banser tetap bisa terlaksana di tahun-tahun berikutnya . Amin.


TBI3/ Santriwati

1 Response to "DIKLATSAR BANSER PERDANA DI TEBUIRENG 3"

  1. Banser - NU,teruskan perjuanganmu. Kalian luar biasa. Selamat dan sukses atas terselenggaranya DIKLATSAR 1 TEBUIRENG.3.!

    BalasHapus