Banser (Barisan Ansor Serbaguna) yang
merupakan pasukan garda sebagai pasukan terakhir dari TNI/ POLRI. Banser juga disebut sebagai tentaranya NU yang menyebar ke
seluruh Indonesia. Dalam kedudukannya, Banser dalam NU adalah sebagai kesatuan garda, sedangkan Ansor sebagai wadah, dan NU
diibaratkan sebagai bapak dari pada Banser tersebut.
Disini Banser sangat berperan
penting dalam mempertahankan NKRI. Dalam
Semboyan Banser, NKRI
HARGA MATI yang berarti tidak bisa
ditawar sampai tetes darah penghabisan. “Apapun yang terjadi, Banser siap membela NKRI“. Ujar Bpk
Cipto dan Bpk
Pardiyanto sebagai Panitia Diklat SAR 1 Banser tersebut.
Meskipun Banser sendiri tercipta
dari golongan NU, Banser tidak pernah membedakan ras, suku atau agama. Bahkan menurut keterangan bpk Selamet
Riyadi yang merupakan SATKORWIL (satuan koordinasi wilayah), Banser pernah bersama-sama Polri dan
TNI untuk menjaga gereja di Kota Purbalingga dari serangan bom yang
mengakibatkan 1 anggota Banser tewas dalam kejadian ini. Dari kejadian
ini, Banser bukan
bermaksud untuk menjaga agama
selain Islam, namun
inilah Banser yang tidak membeda-bedakan dan menghargai sesama.
Banser sangat dekat dengan Tebuireng, karena pendiri Tebuireng, KH. Hasyim Asy’ari merupakan
sosok pendiri NU yang melahirkan Banser. Banser di seluruh Indonesia terbagi
menjadi berbagai bagian tertentu seperti banser bencana: BAGANA, banser lalu lintas: BALANTAS,
banser kebakaran: BALAKAR,
dan lain-lain. Sedangkan tugas utama dari Banser sendiri adalah mengawal
para kyai untuk pengajian juga sebagai pengaman NKRI. Pasukan Banser di seluruh
Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 28.000 anggota.
Dari sejarah Banser di atas, sangat jelas bahwa
Tebuireng dan Banser memiliki ikatan tersendiri. Pada tanggal 14-16 April 2017, Diklat SAR BANSER 1 dilaksanakan
di Tebuireng III dengan jumlah anggota Diklat sebanyak ±209 0rang. Diklat Banser ini diadakan untuk memberi materi dasar kepada pemuda-pemudi khususnya di sekitar INHU-INHIL. Materi ini bertujuan untuk melatih para
peserta diklat untuk menjadi anggota Banser.
Diklat ini
diadakan selama 3 hari; 2 hari
diisi dengan materi banser, sedangkan
hari terakhir ditutup dengan
Pengajian Akbar Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad bersama masyarakat desa Petalongan di masjid Al-Barakah
Pesantren Tebuireng 3. Adapun
materi-materi diklat
meliputi: pembukaan, ke-NU-an, ASWAJA, ke-Banser-an, ke-Anshor-an, wawasan kebangsaan, bela negara, leadership (kepemimpinan), seni militer, seni bela diri, outband, kebathinan khilafiah dan penutup.
Acara Diklat SAR BANSER ke-1 ini berjalan dengan lancar dan penuh khidmat. Peserta Diklat SAR Banser dididik menjadi manusia-manusia yang
takwa kepada Allah SWT. dan
menjadi manusia yang sabar, ikhlas, dan mandiri. Karena menurut keterangan panitia pelaksana, Banser tidak pernah meminta imbalan
apapun. Subhanallah ...
Semoga Diklat SAR Banser tetap bisa terlaksana di tahun-tahun berikutnya .
Amin.
TBI3/
Santriwati
Banser - NU,teruskan perjuanganmu. Kalian luar biasa. Selamat dan sukses atas terselenggaranya DIKLATSAR 1 TEBUIRENG.3.!
BalasHapus